Senin, 25 Agustus 2014

SEJARAH KERAJAAN SAMUDRA PASAI

ASAL MUASAL NAMA
"SAMUDRA PASAI"
Menurut J.L. Moens, Samudra berasal dari kata Samudra yang berarti lautan yang luas.

Pasai, yang berasal dari kata parsi yang dibaca logat setempat Pa'Se
KETERANGAN MENGENAI MALIK AL SALEH
Malik al-Salih (Malik ul Salih, Malik Al Saleh, Malikussaleh, Malik al Salih atau Malik ul Saleh) mendirikan kerajaan Islam pertama di nusantara, yaitu Samudera Pasai pada tahun 1267. Nama aslinya adalah Meurah Silu. Ia adalah keturunan dari Suku Imam Empat ( Suku Imam Empat atau Sukee Imuem Peuet adalah sebutan untuk keturunan empat Maharaja/Meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer (Champa) yang merupakan pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Aceh Pra-Islam, diantaranya Maharaja Syahir Po-He-La yang mendirikan Kerajaan Peureulak (Po-He-La) di Aceh Timur, Syahir Tanwi yang mendirikan kerajaan Jeumpa (Champa) di Peusangan (Bireuen), Syahir Poli(Pau-Ling) yang mendirikan kerajaan Sama Indra di Pidie dan Syahir Nuwi yang Mendirikan Kerajaan Indra Purba di Banda Aceh dan Aceh Besar.
SILSILAH
KERAJAAN
SAMUDRA
PASAI
PENEMUAN LOKASI SAMUDRA PASAI
MUNCULNYA SAMUDRA PASAI MENURUT PARA AHLI
Tidak ada kepastian mengenai kapan munculnya kerajaan Samudra Pasai. Oleh karena itu para ahli mencapai sebuah kesepakatan yaitu pada abad ke 13 Masehi.

Para ahli yang berpartisipasi sebagiannya adalah dari Ilmuan Belanda seperti J. L. Moens
SAMUDRA PASAI
Berdiri di Aceh, dan merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia.

Didirikan oleh Marah Silu pada tahun 1267 Masehi

Sultan Marah Silu berganti nama menjadi Sultan Malik Al-Saleh

MENURUT BERITA DALAM NEGERI
Atas dasar peninggalan-peninggalan dan penemuan-penemuan dari hasil penggalian, dapat diketahui bahwa lokasi kerajaan ini di daerah yang dewasa ini dikenal dengan nama Pasai. 

Yaitu suatu daerah di pantai Timur Laut Pulau Sumatera yang terletak antara dearah Peusangan dengan Sungai Jambo Aye di kabupaten Aceh Utara, Propinsi Daerah Istimewa Aceh. 
MENURUT MITOS HIKAYAT
Sehubungan dengan asal nama kerajaan Samudera Pasai ini, Hikayat Raja-raja Pasai salah sebuah
Historiografi Melayu memberi suatu keterangan yang berkaitan dengan totemisme, yaitu disebutkan antara lain:
“…pada suatu hari merah Silu pergi berburu. Maka ada seekor anjing dibawanya akan perburuan Merah Silu itu bernama si Pasai. Maka dilepaskannya anjing itu lalu menjalak di atas tanah tinggi itu. Maka dilihatnya ada seekor semut besarnya seperti kucing maka ditangkapnya oleh erah Silu itu lalu dimakannya. Maka tanah tinggi itupun disuruh Merah Silu tebas pada segala orang yang sertanya itu. Maka setelah itu diperbuatnya akan istananya.
Setelah sudah maka Merah Silupun duduklah ia di sana dengan segala hulubalangnya dan segala rakyatnya diam ia di sana maka dinamai oleh Merah Silu negeri Samudera, artinya semut yang amat besar. 

Selanjutnya tentang asal nama Pasai, baik Hikayat Melayu maupun Hikayat Raja-raja Pasai menyebutkan sebagai berikut:
“…setelah sudah jadi negeri itu maka anjing perburuan yang bernama si Pasai itupun matilah pada tempat itu. Maka disuruh sultan tanamkan dia di sana juga. Maka dinamai baginda akan nama anjing nama negeri itu”.

KESIMPULAN MITHOS HIKAYAT
Kalau kita berpegang dari keterangan kedua hikayat yang mithologis tersebut, maka nama Samudera berasal dari nama seekor semut besar dan nama Pasai berasal dari nama anjingpiaraan Raja merah Silu, yaitu si Pasai. Hal ini sangat menarik untuk diselidiki lebih lanjut, sejauh mana terdapat hubungan antara totemisme dengan usaha pemberian keterangan tentang asal dan arti kerajaan Islam Samudera Pasai itu. Karena lazimnya untuk nama kerajaan-kerajaan di Nusantara ini sebelum tahun 1500, diambil dari nama pohon, buah-buahan dan lain sebagainya.
MENURUT BERITA LUAR 
NEGERI
Menurut berita-berita luar yang juga diceritakan dalam Hikayat Raja-raja Pasai kerajaan ini letaknya di kawasan Selat Melaka pada jalur hubungan laut yang ramai antara dunia Arab, India dan Cina. Disebutkan pula bahwa kerajaan ini pada abad ke XIII sudah terkenal sebagai pusat perdagangan di kawasan itu.
SULTAN
MALIK AL-SALEH
1267-1297 M
SULTAN MUHAMMAD 
MALIK AZ-ZAHIR
1297-1326 M
(MASA KEJAYAAN)
SULTAN MAHMUD MALIK 
AZ-ZAHIR
1326-1345 M
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
SULTAN MANSHUR
MALIK AZ-ZAHIR
1345-1346 M
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
SULTAN AHMAD 
MALIK AZ-ZAHIR
1346-1383 M
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
SULTAN ZAIN AL-ABIDIN 
MALIK AZ-ZAHIR
1383-1405 M
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
SULTANAH NAHRASIYAH
1402-? M
SULTAN ABU ZAID MALIK
AZ-ZAHIR
?-1455 M
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
SULTAN MAHMUD 
MALIK AZ-ZAHIR
1455-1477 M
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
SULTAN ZAIN 
AL-ABIDIN
1477-1500 M
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
SULTAN ABDULLAH 
MALIK AZ-ZAHIR
1501-1513 M
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
SULTAN ZAIN AL-ABIDIN
[TIDAK DITEMUKAN FOTO]
1513-1524 M
KEMAJUAN-KEMAJUAN YANG TERJADI PADA MASA KEJAYAAN SAMUDRA PASAI
Yang merupakan perdagangan internasional, Pasai mempunyai Bandar-bandar yang dapat menjadi persinggahan para pedagang asing dan mereka juga membayar uang pajak untuk Pasai
PERDAGANGAN
PELAYARAN
Sebagai kerajaan maritime, pastinya Pasai mempunya keunggulan dalam bidang pelayaran dan nelayan. Maka dari itu masyarakat Pasai, mayoritas ialah nelayan.
PEREKONOMIAN
Merupakan salah satu kemajuan Pasai dalam meraih kejayaannya, dan perekonomian Pasai telah terbantu dengan adanya perdagangan dan pelayaran, serta pajak dagang yang dikenakan bagi pedagang,
HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN POLITIK
Merupakan keterkaitan, yakni terjadi pula politik pernikahan, yang dilakukan oleh sultannya.
STRUKTUR PEMERINTAHAN
Pimpinan tertinggi kerajaan berada di tangan sultan yang biasanya memerintah secara turun temurun. disamping terdapat seorang sultan sebagai pimpinan kerajaan, terdapat pula beberapa jabatan lain, seperti Menteri Besar (Perdana Menteri atau Orang Kaya Besar), seorang Bendahara, seorang Komandan Militer atau Panglima Angkatan laut yang lebih dikenal dengan gelar Laksamana, seorang Sekretaris Kerajaan, seorang Kepala Mahkamah Agama yang dinamakan Qadi, dan beberapa orang Syahbandar yang mengepalai dan mengawasi pedagang-pedagang asing di kota-kota pelabuhan yang berada di bawah pengaruh kerajaan itu. Biasanya para Syahbandar ini juga menjabat sebagai penghubung antara sultan dan pedagang-pedagang asing.
Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh, sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 – 1297. Pada masa pemerintahannya, datang seorang musafir dari Venetia (Italia) tahun 1292 yang bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan Marcopololah maka dapat diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar Sultan. Setelah Sultan Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya digantikan oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik al-Tahir I (1297 – 1326). Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 – 1348). 

KEHIDUPAN POLITIK
Pada masa ini pemerintahan Samudra Pasai berkembang pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab. Bahkan melalui catatan kunjungan Ibnu Batutah seorang utusan dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat diketahui Samudra Pasai merupakan pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan diatur secara India dan patihnya bergelar Amir. 
Pada masa selanjutnya pemerintahan Samudra Pasai tidak banyak diketahui karena pemerintahan Sultan Zaenal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir III kurang begitu jelas
[IBNU BATUTAH]
KEADAAN EKONOMI
Dengan letaknya yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang sebagai kerajaan Maritim, 
dan bandar transito. Dengan demikian Samudra Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka.
Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni (pengaruh) atas pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Samudra Pasai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Tahir II. Hal ini juga sesuai dengan keterangan Ibnu Batulah.

MATA UANG KERAJAAN
Dalam perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat.
Samudera Pasai adalah dua kerajaan kembar yakni Samudera dan Pasai, kedua-duanya merupakan kerajaan yang berdekatan. 
Saat Nazimuddin al-Kamil (laksamana asal Mesir) menetap di Pasai, kedua kerajaan tersebut dipersatukan dan pemerintahan diatur menggunakan nilai-nilai Islam. Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan pesisir sehingga pengaruhnya hanya berada di bagian Timur Sumatera.

KEHIDUPAN AGAMA

Samudera Pasai berjasa menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok di Sumatera, bahkan menjadi pusat penyebaran agama. Selain banyaknya orang Arab menetap dan banyak ditemui persamaan dengan kebudayaan Arab, atas jasa-jasanya menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok Nusantara wilayah itu dinamakan Serambi Mekah.

KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
RUNTUHNYA SAMUDRA PASAI
Samudra Pasai ditaklukan dan di masukkan ke dalam wilayah Kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan Lonceng Cakra Donya hadiah dari Raja Cina untuk Kerajaan Islam Samudera Pasai dipindah-kan ke Aceh Darussalam (sekarang Banda Aceh). Namun demikian dari perjalanan sejarah Pasai antara akhir abad ke 13 sampai awal abad ke 16 memang menunjukkan Kerajaan Samudera Pasai muncul dan berkembang. 
Runtuhnya kekuatan Kerajaan Pasai sangat berkaitan dengan per-kembangan yang terjadi di luar Pasai itu sendiri, tetapi lebih di titik beratkan dalam kesatuan zona Selat Malaka walaupun Kerajan Islam Samudera Pasai berhasil ditaklukan oleh Sultan Asli Mughayat Syah, namun peninggalan dari Kerajaan ini masih banyak dijumpai sampai saat ini di abad ke 21. 
Namun ada versi yang menceritakan bahwa Samudra Pasai jatuh karena kedatangan Portugus pada tahun 1521

SUMBER